Aku Menyesal Pernah Bahagia

Assalamualaikum Wr. Wb.


          Hello guys, kumaha damang?. Tahun silih berganti dan tak terasa kita sudah memasuki 2018. Adakah harapan khusus ditahun 2018 ini? , study? Karir baru? Atau gandengan baru mungkin?. Bersyukurlah karena masih diberi kesempatan melihat tahun 2018. Mimin ingin bertanya, apakah kita masih diberi nafas hingga tahun 2019 kelak? Jikapun tidak, apakah kita sudah siap menghadap illahi?. Sudah cukupkah segenggam pahala mengantarkan kita ke jannah-Nya? Bisa-bisa segunung dosalah yang akhirnya melemparkan kita ke dalam api neraka. Naudzubillah. Tak ada yang tahu kapan ajal akan menjemput. Bisa saja tahun ini, bulan ini, hari ini, atau bahkan setelah membaca artikel ini. Wallahua’lam.






          ‘Aku menyesal pernah bahagia. Bahagia dengan cara yang tak diridhoi Allah’. Pernahkah dihatimu terlintas kalimat tersebut?. Setiap pribadi punya cara masing-masing untuk mengisi ruang kebahagiaan dalam hatinya, tapi sedikit yang sadar akan arti kebahagiaan yang sesungguhnya serta cara meraihnya.


          Islam menginginkanmu bahagia. Bukan dengan mengikuti hawa nafsu melainkan iman. Kebahagiaan yang diraih diluar jalan Allah hanyalah sia-sia bahkan membuatmu merugi. Ketahuilah, sesungguhnya tipuan dunia akan hilang dan semua kenikmatan selain surga-Nya akan sirna. Sombong karena uang, ceria karena pacaran, tawa karena hal menyesatkan itu tak akan pernah cukup membawamu dalam kenikmatan yang hakiki.


“Barang siapa yang merasa bergembira karena amal kebaikannya dan sedih karena amal keburukannya maka ia adalah seorang yang beriman.” (HR. Tirmidzi)






           Senang dan sedih adalah sunatullah yang pasti mewarnai kehidupan ini. Tidak ada seorang manusiapun yang terus merasa senang, begitupun sebaliknya. Sebagian orang akan menganggap ‘suka’nya adalah ‘syukur’ dan  ‘duka’nya adalah ‘sabar’, tapi sebagian lainnya tidak!. Tatkala kesedihan bertamu, dia merasa menjadi orang paling tidak beruntung di dunia. Merasa menjadi orang yang paling sensara diantara semua manusia. Contoh kecilnya apabila HP kamu hilang, bisa jadi prasangka buruk kepada sang Pencipta-pun muncul. “ya Allah... HP baru aja beli, pake hasil keringet sendiri tapi belom ada seminggu udah hilang.!?, matanya!!”. Contoh lain, “pacar baru aja jadian, belum ada seminggu, belum gua apa-apain ! juga ikut-ikutan ngilang.!?, bajing*n!!”. Astaghfirullah....


           Ada banyak orang yang sedihnya tak tertolong hanya gara-gara hal sepele. Ketika orang-orang tersebut sering membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Ada orang yang diuji dengan ujian fisik. Dia membandingkan warna kulitnya yang hitam dengan temannya yang berkulit putih. Ini bukanlah ujian yang sesungguhnya sebetulnya. Dianya saja yang tidak bisa mensyukuri nikmat fisik yang Allah berikan. Ada orang yang merasa jenis rambutnya adalah ujian. Ada yang merasa tinggi badannya adalah ujian. Ada yang merasa gemuk-kurusnya adalah ujian. Bahkan ada orang yang merasa bentuk hidungnya adalah sebuah ujian. MasyaAllah! -_-. Ada banyak sekali hal yang dikeluhkan manusia untuk membuat dia merasa pantas disebut orang paling sensara di muka bumi.


 وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Qs. Ibrahim : 7]






            Tidak ada yang salah bila kamu bersedih, itu naluri. Yang salah itu apabila kamu terus-terusan bersedih. Terlebih sebab galaunya hati hal yang tak sepatutnya disedihkan. Ketika kamu galau karena urusan harta. Menilai gaji sendiri terlalu kecil dan orang lain lebih besar. Karena kendaraanmu yang butut, rumahmu sempit, tempat kerjamu kurang bergengsi ataupun kamu bukanlah lulusan sarjana. Sehingga kamu merasa hartamu terbatas dan menjadi orang yang paling menderita di dunia ini. Jangan !. Atau malahan, kamu merasa sengsara hanya gara-gara status kamu yang masih menjomblo. Cemburu kepada temanmu yang pacaran, bahkan temanmu yang baru putus!. “Lu mah mending pernah ngerasain putus, lah gua?? Jadian juga gak pernah.. T-T”. Wkwk. Jangan pernah merasa dicurangin Allah hanya karena hal demikinan.


            Ciri bahwasannya seseorang dicintai oleh Allah bukanlah dari seberapa besar harta seseorang. Diantara kita pasti pernah ada yang bertanya-tanya, ‘kenapa ada orang yang usahanya tidak keras, prosesnya tidak jujur, imannya tidak digunakan tapi sukses? Kaya? Makmur?’. Bukankah katanya usaha keras itu tak menghianati? Bukankah kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana? Dan bukankah iman adalah kunci dari keberhasilan???. Iya kan sob.... Jika kamu sudah melakukan semuanya dengan cara yang benar, dengan cara yang direstui Allah tapi hasilnya tak juga sesuai ekspektasimu. La tahzan !


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah : 216)






            Kita suka melihat segala sesuatunya dengan mata telanjang alih-alih melihat sisi lain yang Allah sudah siapkan untuk kita. Jangan iri tentang urusan dunia. Kewajiban kita adalah ikhtiar dengan benar, sisanya serahkan kepada Allah. Jika kamu melihat orang lain bahagia karena harta tahtanya, biarkan bray. Terlebih dia bukan orang baik-baik. Woleess bray. Hal demikian nikmat yang murah sebenarnya. Makanya Allah memberikannya kepada orang tersebut. Bahkan yang kafirpun Allah juga bagi. Ada dua nikmat yang lebih pantas kita damba dan Allah hanya berikan khusus nikmat tersebut kepada hamba-hambanya yang Dia cintai. Dua nikmat itu adalah ‘Qolban Syakiron wa lisanan dzakiron’. Nikmat hati yang selalu bersyukur dan nikmat lisan yang selalu berdzikir. So, percayakan semua sama Allah. Jika drama yang dibuat manusia saja selalu berakhir dengan kebahagiaan. Apakah pantas kita berprasangka buruk kepada sang pencipta kebahagiaan?.


            Jangan sedih, jangan pula minder. Bisa jadi hidupmu yang sekarang adalah impian banyak orang di luar sana. Keep syukur !. Tetaplah berusaha gigih dan jujur. Teruslah jadi pribadi yang baik, karena apa yang kamu beri kelak juga akan kembali lagi padamu.


هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” [Qs. Ar-Rahman : 60]






             ‘Aku malu saat dianggap baik, padahal aku adalah pendosa yang hebat’. Disadari atau tidak, kita semua adalah pendosa. Sebaik apapun mata memandangmu. Kamu tetaplah tempat dimana khilaf dan kesalahan berkumpul. Bukan bermaksud mimin sok-sokan. Karena jujur, dulu mimin bahkan menganggap suara azdan hanya sekedar pengingat waktu. Sekarang pun mimin juga masih sangat jauh dari kata baik. Salah satu hal yang paling si mimin takutkan adalah mampu menasehati orang lain tapi diri sendiri lalai dalam melaksanakan nasehat tersebut. Sekedar self reminder ! Mari berbekal bersama. Persiapkan diri sebaik-baiknya. Bukankah kepulangan itu adalah sebuah kepastian?.


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
 “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (Qs. Al-Ankabut : 57)


           Allah itu Maha Baik. Seberapa sering kita berbuat dosa, maksiat, hina? Tak kan ternilai dan terhitung jumlahnya. Akan tetapi Allah selalu menutupi itu semua. Kamu mungkin tak menyadari seberapa buruk kamu selama ini. Seberapa ahli kamu mencipta dosa. Seberapa kotor jiwamu sekarang. Jika kamu dipandang baik oleh banyak orang itu bukan semata-mata karena kebaikanmu, melainkan Allah sedang menutupi aib-aibmu. Bayangkan saja jika aibmu terhampar. Adakah yang ingin menjadi temanmu? Bahkan sekedar duduk di sampingmu enggan. Jadi jangan merasa tinggi hati karena titel-titel kebaikan yang kamu punya. Serasa jadi orang hebat dan memandang rendah yang lain. Ingat, kita itu tak jauh berbeda. Satu-satunya yang membedakan kita dihadapan Allah Subhanahu Wataala adalah hati.


“Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau sebesar biji sawi.” (HR. Muslim)






            Ayo perbaiki hati ! ayo perbaiki ahlak !. Sudah berapa lama kamu tak menangis karena dosa?. Mungkin kamu takut tuk melangkah. Mimin yakin hidayah pasti pernah menyapa hati. Hanya saja gengsi terlampau sering merajai. Jikapun semua dosa dimasa lalumu kau jadikan alasan untuk tak mendekat pada-Nya, percuma. Allah tak memandang masa lalumu. Allah tak peduli seberapa buruk kamu kemarin. Pintu-Nya selalu terbuka untuk semua yang ingin bertaubat. Jika kamu berharap agar dapat memutar waktu untuk menghapus semua kesalahan, mengapa tidak berdoa saja agar waktu menjadi lebih baik?. Kamu pasti pernah berpikir ‘Kapan aku menjadi baik? Mau sampai kapan seperti ini terus?’. Karena semua orang punya impian yang sama. Cuma sayang statement tersebut sering ditenggelamkan oleh ego. Kamu menunggu apa? Jika kamu yakin badai pasti berlalu, yakinlah juga bahwa pelangi akan membuat hatimu berwarna kembali. Lekaslah ! sebelum kamu benar-benar terlambat memulainya.


“Pagi beriman.. siang lupa lagi.. sore beriman.. malam amnesia. Berapa banyak orang hidup dalam kelalaian, padahal kain kafannya sedang ditenun.” (Imam Syafi’i)


           Ayo move on !. Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Jangan korbankan lautan akhirat hanya demi setetes dunia. Percayalah orang yang selalu bersama Allah tidak akan kehilangan apa-apa, tapi orang yang tak bersama Allah kelak pasti akan kehilangan segalanya. Let’s hijrah vroh !


            “Teman, ajarkan aku untuk istiqomah. Aku malu saat dianggap baik, padahal tidak sama sekali !. Ada yang salah dengan hijrahku. Aku mulai banyak bicara, padahal apa yang aku ucap belum tentu benar. Mulai pandai menginspirasi, padahal aku masih penuh dengan kecacatan. Tolong maafkan.... Sebenarnya bukan pujian yang aku cari. Karena aku tak butuh pujian, melainkan didoakan. Mungkin sikapku beresiko membuatku kehilangan banyak teman, tapi aku mendapat saudara. Aku mungkin kehilangan kasih manusia, tapi aku punya kasih-Nya. Semoga setiap detik dari usia yang tersisa dariku adalah episode taubatku. Amiin... ”

-
-
-
-
-
-
-

Sekian dari saya. Semoga bermanfaat.
Penting gak penting pokoknya posting.
Bebas copas, karena ini semua milik Allah.
Syukur-syukur bantu Share info baik ini. hoho
Keep Smile and Never Give Up..!!
Ditunggu jejak kalian di kolom komentar. >_<
Request untuk tema tulisan berikutnya juga boleh.

And thanks to your attention !!!


Follow my Twitter -> @rizaladis123
Follow my IG -> @rizaladis123

1 komentar:

Ulfa Sipahutar mengatakan...

Mantappp 🥺🥺
Syukak dg blognya..

Posting Komentar