Assalamualaikum Wr. Wb.
Apa kabar kawan ? Semoga kalian semua senantiasa diberikan
kesehatan yang panjang oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Banyak orang apabila
bicara perilah pernikahan itu merupakan hal yang amat berat, susah, mahal dsb. Kaum
muda malah lebih gemesin. Jika bicara perihal pernikahan kepada lawan jenis
yang ia suka dianggapnya itu terlalu serius. Sedangkan kalau mimin berpendapat,
bicara tentang pacaran itu malahan terlalu main-main. Silahkan saja kalian
“Haha-haha” duluan, mimin mah entar “Wkwkwkw” belakangan.
Rukun nikah itu ada lima. Pertama, ada mempelai pria. Kedua,
ada mempelai wanita. Ketiga, ada wali lalu saksi dan terakhir ada ijab qobul.
Cuma sekarang ini banyak orang suka menambahkan sendiri. Dikasihnya yang keenam
harus lulusan sarjana, keturunan ningrat, wajah artis, kerja mapan, kecocokan
usia dan masih banyak lagi. Terkadang manusianya sendiri yang mempersulit. Kata
siapa menikah itu mahal ?. Nikah itu murah dan yang mahal itu gengsi. Nikah itu
simpel yang ribet itu omongan kanan kiri. Nikah itu mudah yang susah itu merayu
hati.
Banyak anggapan bahwa menikah dini atau di usia muda
merupakan hal yang tabu. Orang-orang lebih mementingkan karir. Mencoba untuk
menyempurnakan kekayaannya dan berharap dengan banyaknya kekayaannya akan lebih
mudah menjalani bahtera rumah tangga. Mencari sebanyak-banyaknya kenikmatan
dunia namun tanpa seseorang yang bisa diajak berbagi suka dan duka disisinya.
Tak ada salahnya berkarir, tapi pertanyaannya, ‘Akan sampai sekaya apakah kamu
baru merasa siap untuk menikah?’. Disisi lain ada yang menahan nikah dengan
alasan untuk mendewasakan diri terlebih dahulu. Pertanyaannya, ‘Sampai ingin
sedewasakah kamu baru bisa berani untuk menikah?’. Lebih nyeleneh, ada yang
beranggapan menikah muda itu bisa membahayakan sistem reproduksi wanita karena
dinilai belum siap dan beresiko. Menurutnya usia ideal menikah kisaran 24-27
tahun. Gila Lu Ndro !. padahal sudah ada bukti yang sangat jelas dari siapnya
seorang wanita, yaitu menstruasi. Bukankah menstruasi seorang wanita adalah
tanda bahwa rahimnya telah siap untuk dibuahi?.
Sebagaimana sabda Rasulullah
Shalahu’alaihi Wassalam :
“Wahai para pemuda !
Siapa saja di antara kalian berkemampuan untuk nikah, maka menikahlah. Karena
pernikahan itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih menjaga farji
(kemaluan). Siapa saja yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa
itu dapat membentengi dirinya.” [al-Bukhori]
Menikah
adalah ibadah paling lama namun menyenangkan. Semakin cepat semakin baik. Islam
juga menganjurkan untuk bersegera menikah. Banyak sekali keuntungan yang bisa
dipetik dari sebuah pernikahan. Menghalalkan yang sebelumnya dilarang. Yang
awalnya melamunkan do’i saja mendapat dosa namun sekarang memegang saja
mendapat pahala. Yang sebelumnya bertatap saja dibatasi namun sekarang bebas
gandeng tangan kesana kemari. Yang tadinya tidur cuman sendiri namun sekarang
sudah ada yang menemani bahkan membuat geli. >_<
Keutamaan
menikah muda salah satunya juga untuk memanfaatkan kebugaran. Bagi seorang
wanita apabila menikah di usia 30 tahun ke atas menyebabkan kurangnya kesempatan
hamil dan mempunyai keturunan. Untuk pria yang menikah di atas 30 tahun, 36
katakanlah. Bayangkan saat anaknya masuk SMP umur sang ayah sudah separuh abad.
Akan sangat sulit baginya memenuhi kebutuhan anak dan rumah tangganya. Kebalikannya
jika seseorang menikah di usia muda, 21 tahun misalkan. Di umur 22 bayinya
sudah lahir. Ketika anaknya sampai ke jenjang kuliah umurnya baru 40 tahun. Di
usia ke 50 sudah bisa menggendong cucu dan tidak perlu memeras otak terlalu
keras hanya untuk membiayai sekolah anaknya. Are you agree?
Manfaat besar
lainnya dari pernikahan adalah hadirnya sang buah hati. Semakin banyak semakin bagus.
Banyak anak adalah sunah nabi. Banyak anak juga berarti banyak rezeki. Pepatah
yang satu ini dibenarkan oleh islam. Karena setiap anak di lahirkan bersama
rezekinya masing-masing. So, jangan takut merugi punya banyak anak. Dan ada
satu hal yang sangat istimewa dari arti seorang anak. Seperti yang kita semua
tahu, apabila seseorang telah tutup usia akan terputus semua amalannya kecuali
3 perkara yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
shalih yang mendoakannya. Bagaimana? Kepengen di doakan? Bagaimana bisa
dapat doa anak, kalo anak saja tidak punya?. Bagaimana mau punya anak, kalo
menikah saja belum?. Makanya buruan gih nikah. (wkwk)
Persiapan
untuk menikah itu tak banyak. Jika kamu merasa sudah siap bersegeralah. Dan
yang terpenting calonnya juga sudah siap tersedia. Jika kamu kepengen nikah
tapi calonnya belum ada bagaimana endingnya?. Jika sulit carinya ini ada tips
beserta rumusnya. Kalau kamu ingin jodoh yang baik syarat mutlaknya kamu juga
harus baik.
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Wanita-wanita yang
keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). [Qs. An-Nur : 26]
Jodoh itu
cerminan diri. Kalau kamu berharap kesempurnaan dari pasanganmu, pertanyaannya
‘Apakah kamu juga memiliki semua kesempurnaan itu untuk pasanganmu?’. Kalau
kamu mencari yang sempurna tidak akan ada. Karena tujuan menikah salah satunya
adalah mempertemukan dua insan yang memiliki kekurangan masing-masing agar
menjadi satu hal yang padu. Saat seseorang memulai memvariasikan hidupnya
dengan mencoba menjadi bagian dari orang lain artinya ia harus siap menghadapi
perbedaan. Penyesuaian pasti terjadi. Masing-masing akan belajar tentang
karakter pasangannya. Belajar tentang apa-apa yang disukai dan dibenci.
Cinta adalah
sebuah penerimaan bukan sesuatu yang dijadikan perbandingan. Kata sempurna itu
bukan milik kita. Hakekat kesempurnaan itu hanya milik Allah Subhanahu
Wata’ala. Kita dicipta untuk saling melengkapi. Ibarat sebuah adonan yang
bersinergi untuk menghasilkan rasa terbaik.
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ،
فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah, maka ia
telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada
separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)
Jodoh itu
bukan saling mencari tapi saling menemukan. Kamu boleh memilih tapi tidak untuk
terlalu menuntut. Sesuatu yang menghambat langkahmu adalah banyaknya kriteria
yang berkejimbun dikepalamu. Mengutamakan yang rupawan ? percuma, karena tampan
dan cantik itu berdurasi, yang dari hatilah yang hakiki. Mencari yang kaya
raya? Percuma, karena harta juga tak akan dibawa mati. Menikah itu karena
kepengen taat bukannya mencari nikmat sesaat. Jika hal demikian kamu jadikan
acuan. Bisa jadi nikmat dunia kamu tak dapat nikmat akhirat pasti melayang. Siapa
yang rugi kalau begini?. Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tak dibawa mati. Sebenarnya
jodoh yang baik itu semisal makanan sehat, Allah telah menciptakannya namun
banyak orang yang menolak karena alasan selera.
Solusi
terbaik memilih pasangan lihatlah agamanya. Untuk lelaki khususnya karena
wanita umumnya menunggu. Kelak seseorang wanita tidak akan ditanya apa yang
dilakukan suaminya, namun sebaliknya lelaki akan ditanya tentang apa-apa yang
diperbuat istri dan anak-anaknya. Maka pilihlah wanita yang ada Allah didalam
hatinya. Syukur-syukur bila wanitanya bisa ‘3A’, Aktif di dapur, Anggun di ruang tamu, Atraktif di kamar. ( :p ). Jika kamu
mencintai seseorang dengan banyak syarat, maka kamu telah gagal semenjak awal.
Lelaki itu patokan, imam dalam keluarga. Baik buruknya istri itu tergantung suami.
Cantik, bila suami memberikan hak berias. Ahlak baik, bila suami mengajarkan
budi pekerti. Pintar, bila suami mengajarkan ilmu yang baik. Sholeha, bila suami
membimbing agamanya dengan benar. Jika kamu menganggap wanita itu seperti
bidadari, maka binalah sebuah surga untuknya. Karena bidadari tak tinggal di
neraka.
Perempuan
harus hati-hati dalam meneliti calon suami. Mintalah dukungan Allah. Pilihlah
lelaki yang siap berjanji membangunkan sholat subuhmu. Mencarikan rezeki yang
bermanfaat. Menggenggam tanganmu dikala bimbang. Menyeka hatimu dikala sedih.
Dan bukan hanya siap menemanimu sehidup semati melainkan sehidup sesurga. Sampai
waktu dimana si tulang rusuk menemukan kembali sang pemiliknya, pantaskanlah
dirimu. Boleh kalian menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, berkarir, sekolah
setinggi-tingginya. Tapi ingat, wanita dicipta untuk membangun generasi bukan
untuk menyaingi suami. Karena setiap anak berhak mendapat madrasah pertama
terakreditasi A.
Yang saat ini
menggalau karena kebelet nikah, bergegaslah. Terlebih yang sedang menjalin
hubungan dengan istilah pacaran. Mau sampai kapan pacaran? Sampai salah satu
menyakiti dan akhirnya putus?. Mau sampai kapan mainan hati? Sampai salah satu
selingkuh dan akhirnya menyesal?. Mau sampai kapan nabung dosa? Sampai salah
satu tutup usia baru memohon perampunan?. Sebelum terlambat dan kecewa,
resmikanlah dengan ikatan suci. Kalau nyatanya belum siap, putuskanlah!. Bila
sesuatu itu belum benar-benar menjadi milikmu, semestinya kehilangan tidak
begitu menyakitkan bukan?. Patah hatimu kepada manusia tidak sebanding dengan
patah hatimu bila Allah tak lagi mencintaimu. Kamu tahu pacaran bukanlah hal
baik. Kamu tahu apa yang kamu lakukan adalah dosa. Kamu juga jelas tahu kalau
Allah melarang. Dan kamu justru dengan sengaja dan senang hati memainkan peran didalamnya.
Renungilah, berhentilah sebelum semuanya benar-benar terlambat untukmu.
Yang serius
akan memperjuangkan, bukan cuma membicarakan. Akan membuktikan bukan cuma
menjanjikan. Akan menunaikan bukan cuma memberi harapan. Jika dia menghargai
dan menghormatimu dia akan menjagamu, menyempurnakan separuh imanmu. Bukan
malah mengajakmu pacaran. Membunuhmu dengan kata indahnya. Menyentuhmu dengan
nafsunya. Jika dia tak berniat serius. lepaskanlah!. Apa didunia ini hanya dia
seorang yang kamu nantikan?. Padahal di luar ada banyak yang lebih serius untuk
menghalalkan. Merelakan bukan berarti menyerah dengan perjuangan, tapi menyadari
bahwa ada hal yang tak bisa dipaksakan. Kadang ada saat berharap ada saatnya berhenti
berharap. Ada saat memperjuangkan ada saatnya mengihklaskan. Ayo move on!. Mari
bergerak menuju kebaikan. Ayo menikah? Atau ayo berpisah?. :)
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ
إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk.” (Qs. Al-Israa : 32)
.
.
“Sesungguhnya jika
engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan ganti padamu dengan
hal yang lebih baik daripada itu.” (HR. Waki’ & Ahmad)
.
.
.
Untukmu, mungkin kita sedekat
mata kiri dan kanan hanya saja tak pernah saling memandang. Jauh tapi taat
lebih baik daripada dekat tapi maksiat. Aku tak pernah takut kehilanganmu. Karena
sejatinya kamu memang milik Allah. Semesta mempertemukan untuk satu alasan.
Entah untuk belajar atau mengajarkan. Entah akan menjadi bagian terpenting atau
hanya sekedarnya. Allah tak pernah salah dalam menjodohkan hambanya. Akan aku
simpan rasa kagumku. Sampai tiba waktunya cinta bisa benar-benar diterjemahkan
ke dalam hal yang paling indah.
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada
kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Furqan : 74)
.
.
.
Sekian dari
saya. Semoga bermanfaat.
Penting gak penting pokoknya posting.
Bebas copas, karena ini semua milik Allah.
Syukur-syukur bantu Share info baik ini. hoho
Keep Smile and Never Give Up..!!
Ditunggu jejak kalian di kolom komentar. >_<
Request untuk tema tulisan berikutnya juga boleh.
And thanks to your attention !!!