Assalamualaikum Wr. Wb.
Di saat semua manusia menganggapmu baik, apakah itu
membuatmu senang?. Di saat tiap postingan hebatmu mendapat banyak like, apa itu
membuatmu bangga?. Sepertinya kamu
begitu menginspirasi banyak orang. Tingkah santunmu, tutur katamu yang
sopan, hingga caption-captionmu yang menawan tak hentinya menuai banyak
pujian. Tapi apakah kamu sungguh sebaik itu? Apa sekedar tipu muslihat?. Atau
Allah sedang menjaga reputasimu yang sebenarnya begitu memalukan?
Pernahkah melihat wajah seseorang yang penuh dosa?
Penasaran?. Ambil kaca lalu bercerminlah. Maka kamu akan melihat contoh wajah
yang penuh akan dosa. Mimin sudah membuktikannya. Wajah seseorang yang begitu
memilukan. Merasa angkuh karena menganggap diri sudah baik padahal maksiat
terus saja dijalankan. Sok-sok an menyeru kebaikan tetapi dia sendiri tak
pernah melakukan. Apakah kamu juga demikian?.
Sekarang ini banyak dari kita yang pandai merangkai kata
daripada aksi nyata. Padahal satu perbuatan lebih baik dari seribu ucapan.
Hidup itu butuh aksi bukan basa basi. Begitu pun sebaliknya, hidup ini akan
rumit bila kita terus mendengarkan kata orang lain lalu melupakan apa kata Allah.
Kini semakin banyak yang acuh untuk meningkatkan kualitas diri dan terlalu
fokus terhadap penilaian orang lain. Ingat Allah tidaklah buta. Khawatirlah akan akhlakmu
bukan reputasimu. Karena ahlakmu adalah siapa dirimu sebenarnya. Dan reputasimu
hanyalah persangkaan orang lain terhadapmu. Ada loh yang pura-pura shalih agar
dapat pasangan yang shalihah. Eh ternyata, malah dapat yang pura-pura shalihah
juga. Kan serem Mblo !
إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“...Sesungguhnya
Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” [Qs. Al-Imran :
120]
Melangkah menuju baik itu tak mudah, lebih-lebih
meninggalkan dosa-dosa yang membuatmu merasa nikmat. Sungguh luar biasa
susahnya. Karena merubah tradisi tak gampang. Kamu tak akan bisa kembali
ke masa lalu untuk memperbaikinya dan memulai segalanya dari awal. Akan tetapi,
bukankah semua orang bisa memulai segalanya hari ini untuk sebuah akhir yang
indah?. ‘Tapi jika nanti aku kumat
kembali?’. Tak perlu khawatirkan bagaimana masa depanmu nanti, tapi khawatirlah akan dirimu yang saat ini. Motivasi tiap insan jelas akan mengalami pasang surut. Tapi Allah
tak akan membiarkan hambanya yang berkeinginan baik 1.000.000% dibiarkan begitu saja
kembali bermaksiat. Belive it !
مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ ۚ
وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Barangsiapa
yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang
dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.” [Qs. Al-Ankabut : 5]
Setiap orang punya pilihan berubah, begitu pun kamu. Ingin
baik atau tetap tidak baik? Ingin taat atau tetap bermaksiat? Ingin hijrah atau
tetap pasrah?. Semua ada ditanganmu. Contoh sederhananya, saat kamu bangun
tidur di pagi hari. Ada dua pilihan bagimu. Kembali bermimpi (tidur) ? Atau
mewujudkan mimpi-mimpimu?. Contoh yang lain, kamu punya sepasang sandal butut yang
tidak layak pakai dan memaksamu untuk menggantinya dengan yang lain atau yang
baru. Berbagai pilihan akan terhampar di hadapmu. Salah satunya membeli lagi
sandal baru dengan rejeki yang halal. Atau pergi ke masjid dengan sandal
tersebut lalu pulang membawa sandal tetangga yang lebih bagus?. Semua
putusan kembali ada padamu.
Di sudut hati seorang pendosa tetap menyimpan hasrat untuk
ke surga. Tapi hati ini terlanjur beku. Dan gengsi terlampau merajai. Berat,
sangat-sangat berat meninggalkan maksiat yang rutin dijalani. Baik di saat
ramai atau dikala sendiri. Dan jika kamu ingin tahu seperti apa kamu sebenarnya.
Perhatikan apa-apa saja yang kamu perbuat dikala sendirian. Karena tak ada mata
orang lain yang melihatmu. Tak ada sangkaan yang membuatmu takut. Semua terasa
aman. Dan di saat demikianlah dirimu yang sesungguhnya muncul. Apakah kamu
tetap melakukan amal-amal baik seperti saat dilihat banyak orang? Seperti
postingan-postingan indahmu? Seperti reputasi hebatmu di publik?. Atau malah
akan sebaliknya dengan menikmati dosa dalam kesendirian?.
“Pekerjaan
terberat itu ada tiga : Sikap dermawan
di saat dalam keadaan sempit, menjauhi dosa dikala sendiri, dan berkata benar
di hadapan orang yang kita takuti.” (Imam Syafi’i)
Menjadi baik itu pilihan. Ibadah itu harus dipaksakan. Dalam
tanda kutip kalau kita tak paksakan sholat malam, paksakan berpuasa, paksakan
bersodaqoh, paksakan untuk ambil Al -Qur’an dan membacanya tak akan pernah
bisa. Jika dari awal tanpa ada paksaan untuk melawan malas serta nafsu tak akan
pernah bisa. Terlebih ibadah yang sifatnya mutlak seperti sholat lima waktu,
puasa ramadhan. Itu harus dipaksakan!. Keraslah terhadap diri sendiri tapi
lemah lembutlah kepada orang lain. Pertama-pertama akan terasa seperti
kewajiban yang menjengkelkan. Tapi seiring waktu akan terasa seperti kebutuhan
yang begitu menyamankan. insyaAllah.
Jangan galau untuk berhijrah. Ayo move on !. bersegeralah !.
lakukan dengan perlahan tapi pasti juga boleh. Tatkala hati tergoda nafsu untuk
kembali bermaksiat bayangkan detik itu kamu menemui mautmu. insyaAllah segala
niat buruk akan sirna. Apa kamu ingin saat Allah mencabut nyawamu sedangkan kamu lagi bermaksiat? Tak ada yang tahu pasti kapan detak jantung ini
berhenti.
Ketahuilah sesungguhnya tipuan dunia akan hilang dan kenikmatan selain
surga-Nya akan sirna. Mari belajar bersama, mari berbekal bersama. Mari saling
mengingatkan dan menguatkan dalam ketaatan dan tolong menolong dalam kebaikan.
Lekaslah! Sebelum kamu benar-benar terlambat untuk memulainya.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [Qs. Al -Hadid : 20]
.
.
"Popularitas adalah sebuah ilusi. Tatkala aku larut didalamnya. Seolah hidup ini begitu bermakna padahal tidak sama sekali. Percuma tenar di bumi jika akhirnya aku asing di langit. Yang aku takutkan adalah mampu menasehati seseorang, tetapi aku lalai dalam mengerjakan nasihat itu sendiri. Hijrah itu mudah. Istiqomahlah yang susah. Semoga Allah sediakan jannah bagi siapa yang istiqomah. Menjadi baik adalah proses seumur hidup. Orang beriman pasti pernah mencipta dosa. Dan setiap pendosa juga punya hak menjadi baik. Semoga kita semua tak mengorbankan lautan akhirat hanya demi setetes dunia. Aamiin...."
.
.
.
.
Sekian dari saya. Semoga bermanfaat.
Penting gak penting pokoknya posting.
Bebas copas, karena ini semua milik Allah.
Syukur-syukur bantu Share info baik ini. hoho
Keep Smile and Never Give Up..!
Ditunggu jejak kalian di kolom komentar. >_<
Request untuk tema tulisan berikutnya juga boleh.
Maaf mimin fakum sangat lama. hoho
Terima Kasih dan sampai jumpa kembali di tulisan-tulisan selanjutnya.
.
.
.
.
2 komentar:
Tak komen pokoek pokoke
Posting Komentar