Cari Blog Ini

Ayah... Ibu... “Andai Aku Yang Mati Lebih Dulu”



Assalamualaikum Wr. Wb.



             Marhaban Ya Ramadhan. Tak terasa kita sudah memasuki bulan suci kembali. Apa kabar para fans? (wk). Semoga senantiasa diberi ruang kebahagiaan yang cukup dalam hati kita semua. Pernahkah kalian berpikir apa arti kedua orang tua untuk kalian?. Apa itu arti kehilangan?. Dan Seperti apa itu arti kerinduan yang sebenarnya?. Perlu 20 tahun lebih 286 hari hari lho untuk mimin memahami dan menulis tema ini. (:d). Semoga uraian berikut dapat bermanfaat dan membuka atau menambah rasa syukur kita semua. Ammiin. Cekidut..!!




             Orang tua adalah sebuah anugrah tak ternilai yang Tuhan berikan pada kita. Sebuah ihksan dimana terdapat ratusan, ribuan, jutaan bahkan milyaran kasih sayang yang selalu menyinari kita dengan sejalannya waktu. Tempat bersandar yang nyaman. Tempat berteduh yang aman. Dan bahkan tempat berbagi yang kelak akan selalu kita rindukan. :) Tapi sayangnya hanya 1 : 45.098 orang yang beranggapan dengan hal tersebut. Karena nyatanya sebagian besar orang beranggapan orang tua hanya mahluk merepotkan yang suka bicara dan menyuruh kita seenaknya. Iya to?? Akui saja.. karena jujur mimin juga berfikiran seperti itu. Mereka memang mahluk yang menyusahkan. (istighfar min -_-)




             Malaikat tak bersayap di bumi itu dipanggil ibu. Ada yang mau menyangkal pernyataan ini?. Benar, salah satu malaikat yang diutus Allah ke bumi untuk menjaga dan melindungi kita adalah ibu atau mama. Kalo mimin Ma’e manggilnya. :p. Beliau adalah wujud nyata tentang ihksan yang berjiwa mulia serta gambaran arti ihklas yang sesungguhnya. Banyak orang yang tak paham mengapa Allah menyuruh kita menghormati kedua orang tua, tanpa terkecuali dan tak peduli apapun alasannya. Terlebih kepada ibu kita. Karena beliau  telah berjuang mengandung kita 9 bulan lamanya dengan segala jerih payahnya. Dia rela mengorbankan segalanya untuk menjaga dan memastikan bayinya lahir dengan sehat, tumbuh menjadi anak yang baik, sholeh, cerdas, dsb.
 

            Ada cuplikan percakapan yang mungkin sudah banyak diantara kalian yang tahu. Suatu hari sang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Namun sebelum ditiupkan ke rahim ibunya, roh bayinya tersebut bertanya kepada Allah SWT.


Bayi      :“Ya Allah, Malaikat bilang bahwa Engkau besok akan mengirim aku ke dunia ya? Apa itu  benar??.”
Allah    : “Iya benar.”
Bayi      : “Tapi Allah, aku tidak tahu bagimana cara hidup disana? Aku begitu kecil dan lemah?”
Allah    : “Aku telah memilih satu malaikat untukmu. Ia yang akan menjaga dan mengasihimu.”
Bayi      : “Tetapi di surga ini aku sudah bahagia. Apa yang kulakukan bernyanyi dan tertawa ini cukup bagiku merasa bahagia.”
Allah    : “Kamu tenang saja, malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia. Dia juga akan menjagamu dengan taruhan jiwanya.”
Bayi      : “Benarkah? Siapa dia itu Ya Allah?”
Allah    : “Iya.. Dia adalah ibumu.”




            Pernahkah terlintas seberapa sering kita membuat sakit hatinya orang tua?. Mungkin kita tak sadar bahwa kita sering melukai mereka. Kita sering merasa lebih tau daripada kedua orang tua kita. Masalah teknologi terutama, mentang-mentang kita bisa main HP, Komputer, bisa bbm’n, fb’n, selfie dsb. Kita beranggapan bahkan sampai mengatai orang tua kita gak gaul lah, gak hits lah, kolot, ketinggalan jaman dan semacamnya. Yang lebih tega lagi jika ada acara kumpul teman sebaya yang melibatkan orang tua. Entah itu pengambilan raport, wisuda dll. Atau pas jalan-jalan ditempat umum misalnya, orang tua kita bersikap yang sekiranya tak pas dengan angan kalian karena kejadulannya. Lalu kalian bilang gini “Ibu jangan malu-maluin aku donk” Atau “Pah jangan bertingkah konyol deh”. Songong banget kalian??? Lu pikir lu siapa bilang gitu???. Semakin kalian merasa lebih tahu lebih tinggi dari orang tua kalian semakin menunjukkan kebodohan kalian dihadapan Allah SWT. Sadar gak bro? Kita bisa tahu banyak tentang dunia, bisa sekolah, bisa internetan, main HP dsbnya, bermula dari siapa??

 
              Rendahkanlah diri kepada orang tua. Seorang anak walaupun dia polisi, seorang profesor, doktor, pengusaha sukses atau superhero sekalipun. Walaupun dia sekolahnya tinggi, wawasannya luas, hartanya melimpah, jangan pernah merasa lebih superior dari ayah ibu kita. Jangan sampai kesombongan dalam diri kalian melukai hati kedua orang tua. Karena jika benar, surga bukan milik kalian.





           Berapa umur ayah atau  ibu kalian sekarang. Pernah berpikir ‘apakah aku bisa membahagiakan keduanya sebelum keduanya dipanggil yang kuasa?’. Jangan remehkan waktu. Jangan tunggu terlalu lama. Kita tak pernah tau durasi umur seseorang. Mungkin detik ini ayah ibu kita masih sehat , masih mencari uang untuk kebutuhan kita. Tapi bisa jadi esok harinya beliau sudah terbaring tanpa detak jantung. Yang saat ini sedang sibuk kerja jangan lupa untuk selalu berbakti. Karena saat pekerjaan-pekerjaan kita terasa mudah. Bisa jadi itu merupakan hasil dari doa orang tua kita yang Allah kabulkan.


           Jangan melulu menyibukkan diri sampai lupa dengan ayah ibu. Karena umur kedua orang tuamu belum tentu lebih panjang dari waktu sibukmu. Terlebih bila sibuknya karena hal yang tak beres , dolan mulu, main mulu, pacaran mulu. Kalo sama gebetannya gak ketemu sehari aja bilangnya rindu setengah mati seperti gak ketemu setahun, seabad bahkan seumur hidup. (Lebay-lebay -_-). Coba kalo sama orang tuanya kayak gitu kagak?. Rindu tak bertemu orang yang kita suka itu gak ada apa-apanya saat kita sudah tak diberi kesempatan bertemu kedua orang tua kita lagi. Beneran gak ada apa-apanya..! kalian yang saat ini masih memiliki keduannya mungkin gak akan sadar seberapa pentingnya arti orang tua di mata anak-anak yang sudah tak memiliki keduanya.Itu rindunya gak main-main, nyeseks banget. Logikanya kalian gak ketemu seseorang yang masih menatap langit yang sama aja bisa rindu sedemikian rupa. Apalagi rindunya seseorang yang sudah berada di dunia yang berbeda. :) hiks. Karena sesuatu itu akan terasa lebih berharga bahkan sangat amat berharga saat sesuatu itu sudah menghilang atau tiada.




            Jika seandainya kalian bisa memilih, mana yang akan kalian pilih. Dipanggil Allah dahulu sebelum kedua orang tua kalian? Atau orang tua kalian dulu yang pergi sebelum kalian??.  Pilih mana?? :). Jika mimin pribadi memilih pergi dahulu. Banyak riwayat menyebutkan berbakti kepada orang tua  saat keduanya telah tiada jauh lebih berat dibanding tatkala keduanya masih hidup. Hendaknya seorang anak senantiasa mendoakan, bergaul dengan kerabat-kerabat dekat orang tua, beramal shalih dsb. Karena jika kita melakukan sebaliknya selain dosa yang jelas didapat, orang tuanyapun akan mengalami kesedihan yang mendalam di alam kubur karena ulah anaknya.


             Yang lebih parah lagi ketika orang tua kita telah wafat sedangkan kita belum pernah membuat mereka tersenyum dalam artian semasa hidup keduanya selalu bersedih karena ulah kita bahkan sakit hati. ‘Neraka’. Mau kalian nangis darah, mau kalian sujud 7 hari 7 malam. ‘Tetap Neraka’. Karena apa? Allah itu sangat murka terhadap anak yang durhaka kepada ayah ibunya. Entah sesholeh apapun kamu itu tak ada nilainya di mata Allah. “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR Bukhori – Adbul Mufrad). Orang tua adalah surga atau neraka seorang anak. Siapa yang berbakti kepada keduanya atas nama Allah surga jaminannya.





             Siapapun pasti berharap bisa melihat kedua orang tua tumbuh sehat hingga masa senja, tersenyum tertawa, bisa menggendong anak bahkan cucu-cucu kita kelak. Iya kan? Tapi sayang tak semua anak mendapat kesempatan itu. Lihatlah sekitarmu sekarang. Jika kalian masih memiliki ayah ibu. Jangan sia-siakan waktu berharga kalian. Bahagiakanlah keduanya dengan cara sebaik mungkin. Hadiahi selalu hidup mereka dengan senyum. Buat mereka bangga punya anak seperti kamu. :). Dan untuk yang saat ini sudah tak bisa bertatap lagi dengan ayah ibu atau bahkan keduanya. La Tahzan Innallaha Ma’ana. Mereka pasti tetap memperhatikan dan mendoakan kita dari sana. Semangat euy...!!!



Ayah... Ibu... Aku Rindu...
Rindu puisi-puisi yang tak pernah kalian tulis
Entah rindu punya berapa nyawa
Berkali-kali aku bunuh tapi selalu hidup lagi
Kenapa kalian pergi duluan?
Tak sabarkah kalian menungguku tumbuh?
Ini tak adil bukan...
Disaat anak lain dimanja oleh-Mu
Aku hanya dapat menangis dalam doaku

Ibu...
Aku tetap jadi anak yang ceria lho
Kenapa dari kecil aku suka terlihat lucu?
Karena tawamulah alasan utamaku
Kenapa aku suka bernyanyi?
Karena aku tak ingin Ibu merasa sunyi
Yah... Karena aku ingin jadi seperti Dia
Iya Dia, Ayahku, idolaku, lelaki hebat dengan tangan kasarnya

Bertahun lamanya Ayah Ibu pergi
Apa kalian juga rindu anak nakalmu ini?
Semoga saja iya
Semoga doa kalian selalu mengalir dari sana
Tanpa itu.. Mau jadi apa aku nanti?
Aku rindu kalian...
Sampai disaat aku bisa mekar dengan indahnya dan akhirnya layu
Semoga rindu ini tak kan pernah hilang. :)

.
.
.
.
Sekian tulisan dari mimin. Mugi manfaat euy. Dan selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan. Maaf jika selama ini mimin banyak tingkah dan salahnya. Minalaizdin walfaizdin mohon maaf lahir dan batin.(y)


 -
Penting gak penting pokoknya posting.
Keep Smile and Never Give Up..!!!
Ditunggu saran dan kritik pedasnya. >.<


Follow my Twitter -> @rizalad
is123
Follow my IG -> @rizaladis123

Aku Lelah Berpura-pura Baik !